Pada tahun 1920-an, TBC atau yang sering disebut dengan Tuberkulosis ini merupakan penyebab kematian pertama di Amerika yang mengakibatkan banyak anak-anak di usia satu hingga empat tahun kehilangan nyawanya. Sedangkan di Indonesia sendiri menjadi penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Tuberculosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh bacteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman pada Tuberculosis ini mampu menyerang semua bagian tubuh manusia dan 90% yang paling sering terkena adalah organ paru. Dan sebagian besar yang terkena penyakit ini adalah golongan usai produktif.
Gejala-gejala yang dialami pada anak pun tidak terlalu signifikan terlihat begitu saja. Sehingga seringkali terlambat untuk mengetahui hal tersebut. Pada bayi dan anak-anak, infeksi TBC yang merupakan infeksi pertama dengan bakteri tuberculosis. Dan sebagian besar tidak menimbulkan tanda atau gejala yang signifikan. Selain itu, penyinaran menggunakan sinar X pada area dada tidak menunjukan tanda bakteri terlihat. Untuk mengindikasi anak terinfeksi, hanya dengan tes tuberculin pada kulit yang positif untuk dilakukakan, apakah seorang anak terinfeksi atau pun tidak. Anak dengan hasil tes tuberculin posotif, walaupun tidak menunjukan penyakit, biasanya memerlukan pengobatan infeksi utama, dan biasanya hilang dengan sendirinya ketika anak mengembangkan kekebalan dalam periode enam sampai sepuluh minggu. Namun, pada beberapa kasus, infeksi bisa menyebar ke paru-paru, yang kerap disebut dengan tuberculosis progresif. Gejala yang timbul pun juga beragam, dari demam, penurunan berat badan yang drastis, kehilangan selera makan hingga batuk dan terlihat kelelahan. Yang tidak terhindar dari penyakit ini dikarenakan penyebaran yang begitu cepat di udara. Ketika seorang penderita bersin di muka umum atau pun batuk, percikan ludah yang terkena kulit menjadi sumber dari segala penyakit yang cepat menular dengan mudah. Itulah sebabnya penyakit ini tidak dapat di antisipasi dengan mudah penularannya. Anak-anak pun yang kerap tertular dengan cepat pun mengalami kendala yang sama, karena anak-anak yang mudah terinnfeksi karena kekebalan tubuh yang belum sempurna. Ketika kondisi si kecil dalam kondisi imunitas yang rendah, bakteri menjadi aktif kembali. Berbeda dengan yang dialami oleh orang-orang dewasa, yaitu mengetahui dahak dan gejala lain dengan mudah orang-orang dewasa terdeteksi penyakitnya. Jika buah hati ibu mengalami demam yang terus menerus atau pun mengalami penurunan napsu makan yang sangat drastic bisa jadi si kecil terinfeksi penyakit tersebut, namun ada baiknya jika langsung berkonsultasi dengan dokter sehingga bisa ditangani dengan cepat.
0 Comments
Leave a Reply. |
|